Powered By Blogger

Senin, 10 September 2012

 METODE ILMIAH

Salah satu keampuhan sains yang membuatnya terus berkembang adalah adanya penerapan suatu metoda secara konsisten. Metoda ilmiah (HIPOTESIS) yang terdiri dari lima sampai tujuh tahapan itu biasa ditulis dalam bagian awal buku-buku sains sekolah. Metoda ilmiah tersebut diperkenalkan sebagai cara kerja bagaimana seorang ilmuwan memperoleh pengetahuan ilmiah. Sehingga diharapkan siswa memahami metoda ilmiah dan akan menggunakannya baik dalam pelajaran sains maupun di bidang lainnya. Dalam penjelasannya berbagai tahapan ini biasanya disebutkan harus dilakukan secara bertahap dalam usaha untuk memecahkan masalah ilmiah. Sehingga cara yang tidak teratur atau jalur lainnya akan mengarah pada kesalahan atau ketidaklengkapan hasil yang diperoleh.
Namun, seperti halnya terdapat ketidaksetujuan terhadap hubungan antara teori-teori sains dengan dunia nyata, terdapat juga debat yang tak kunjung usai bagaimana sains bekerja: yaitu tentang proses yang manakah suatu masalah atau pertanyaan diidentifikasi dan selanjutnya jawaban atau penyelesaian masalah yang mana akhirnya disetujui dan dihasilkan.

  • Metoda Induktif
Metoda induktif adalah metoda yang paling banyak ditulis dalam buku-buku teks sains sekolah. Salah satu contoh tahapannya adalah:
1. membuat observasi secara teliti
2. mencatat berbagai fakta secara tepat
3. mengorganisasikan pengamatan
4. menganalisis informasi serta menemukan keteraturan
5. membuat kesimpulan berdasar bukti pengamatan
6. mengembangkan teori
7. menggunakan teori untuk membuat perkiraan baru
Dalam berbagai tahapan di atas terlihat jelas bahwa pengamatan/observasi sangatlah menentukan. Semua tahapan ini diawali dengan pengamatan dari berbagai percobaan akan menghasilkan suatu generalisasi yang diharapkan akan menjadi teori. Implikasi langsung dari metoda induktif ini adalah seolah-olah sains adalah suatu kegiatan seorang individu ilmuwan saja. Dimana setiap langkah dapat dilakukan oleh seorang ilmuwan, baik di laboratorium maupun di lapangan tempat penelitian berlangsung. Karena dilakukan melalui proses yang logis dan teratur ini suatu hasil akan didapatkan. Yaitu suatu generalisasi yang secara tepat dapat menjelaskan alam nyata yang juga bisa membuat suatu perkiraan secara tepat.
Namun pada kenyataannya metoda ini tidak pernah digunakan secara ketat untuk menghasilkan suatu teori, justru oleh kalangan ilmuwan sendiri. Pengamatan terhadap kerja para ilmuwan menunjukkan bahwa, metoda induktif akan mempunyai keterbatasan karena terpaku pada hasil observasi saja. Proses induktif yang menekankan pada proses logis, yang bila diikuti secara seksama akan membawa seorang ilmuwan untuk menghasilkan pengetahuan yang memang tidak membingungkan saja. Disamping itu sains pada dasarnya bukanlah kerja seorang individu saja; salah satu sifatnya yang utama justru hubungan sosial yang kuat. Hampir semua kegiatan sains, bahkan dalam tahap awal sekalipun, dikerjakan oleh suatu kelompok ilmuwan bukan oleh individu ilmuwan. Sehingga bila seorang ilmuwan mengklaim suatu pengetahuan baru, dia harus mengungkapkannya secara terbuka pada masyarakat, sehingga hal tersebut dapat diperiksa dan divalidasi paling tidak oleh ilmuwan pada bidang yang sama. Suatu klaim individu tidak akan diterima sebagai bagian pengetahuan ilmiah kecuali hal tersebut sudah direplikasi dan diperiksa pada literatur ilmiah. Namun hal itu saat ini tidak selalu tepat, perkembangan dunia ilmu justru menunjukkan tidak selalu penemuan ilmiah akan selalu terbuka buat masyarakat banyak. Hasil riset militer atau produk konsumen tidak akan selalu mudah bisa diperoleh, padahal bagian terbesar ilmuwan yang hidup di dunia saat ini bekerja untuk dua bidang tersebut. Walaupun begitu diantara mereka selalu terdapat komunikasi untuk selalu memeriksa dan memvalidasi hasil riset rahasia mereka.
Hal lainnya yang muncul dalam metoda induktif adalah masalah netralitas pengamatan atau proses pengamatan yang objektif. Terdapat banyak bukti bahwa pengamatan terhadap hal yang sama oleh orang yang berbeda akan mendapatkan hasil yang berbeda. Hal ini bisa disebabkan oleh latar belakang pengetahuan, perbedaan keinginan dan harapan dari pengamat. Sebagai contoh riset tentang primata besar, seperti gorilla, simpanse dan orang-utan menunjukkan apa yang diamati oleh ilmuwan perempuan berbeda dengan ilmuwan pria. Sehingga keduanya menghasilkan kesimpulan riset yang berbeda.
Bagi seorang ilmuwan yang memakai metoda induktif, proses pengamatan yang netral dan konsekwensi logisnya terhadap pengetahuan ilmiah yang sah merupakan hal utama dari metoda ilmiah. Hal inilah yang membedakan sains dengan bentuk lain kegiatan manusia dan juga yang membuat sains terus berkembang. Sehingga ketelitian ilmuwan dan netralitas pengamatannya harus selalu diuji ulang.
  • Metoda Deduktif
Melalui metoda indukif, kita menganggap bahwa pengetahuan baru akan muncul secara langsung dari pengamatan, dan klaim pengetahuan ini dapat diperiksa atau divalidasi dengan merencanakan dan melakukan pengamatan lainnya. Tetapi metoda lainnya, yaitu metoda deduktif mempunyai pandangan berbeda terhadap metoda ilmiah. Metoda ini melihat bahwa sains justru dimulai dari masalah. Kemudian suatu dugaan atau hipotesis yang masuk akal dibuat sebagai kemungkinan jawabannya. Berbagai hipotesis yang dibuat adalah dengan menghubungkan penjelasan yang spesifik dari beberapa variable yang terlibat. Bisa jadi suatu penelitian ilmiah dilakukan dengan cara induktif, tetapi prosesnya menggunakan metoda deduktif yaitu dengan dihasilkannya pendugaan yang teliti melalui kombinasi beberapa pengamatan dan berdasar pengetahuan yang sudah ada, pengenalan analogy yang mungkin dengan situasi berbeda dan lainnya. Tahapan ini sangatlah kreatif, dan hasil yang didapat adalah pernyataan ilmiah yang sifatnya sementara. Hal ini bisa saja dihasilkan secara lambat ataupun dengan cara yang tiba-tiba, melalui ilham seorang ilmuwan.
Tahap kedua dari metoda deduktif adalah tahapan rasional atau deduktif. Jika hipotesis yang dibuat adalah benar, konsekwensi apa yang bisa disimpulkan? Untuk membuktikannya, hipotesis haruslah diperiksa atau diuji. Inilah suatu tahapan yang merupakan sifat utama dari sains. Sesuatu yang kritis dan teliti untuk menguji keabsahan. Langkah pengujian termasuk didalamnya pengamatan percobaan tertentu, disain percobaannya serta pelaksanaannya. Cara lainnya adalah dengan pengujian secara praktikal atau teoritis suatu hipotesis dengan pengetahuan lain yang sudah terbukti sah. Jika hipotesis tersebut teruji setelah melalui standar kriteria pengujian yang kritis dan memuaskan pembuatnya, maka ia akan mengumumkannya secara terbuka kepada public ilmiah. Sehingga ilmuwan lainnya dapat menguji ulang seteliti yang mereka inginkan. Jika hasilnya tetap memuaskan, maka ide tersebut akan diterima atau paling tidak sebagai pengetahuan yang telah teruji untuk penelitian selanjutnya. Hal ini bisa saja bukanlah suatu hal yang pasti benar bagi seorang ilmuwan realis, tetapi hal ini pada suatu kurun waktu tertentu menunjukkan suatu pendekatan yang baik. Bila terjadi kegagalan pada proses validasi ini biasanya memunculkan keraguan terhadap hipotesis yang diuji. Jika keraguannya sangat serius, hipotesis dapat dengan cepat ditolak. Atau bisa juga masih dipakai bila hal lain sejenis belum ada melalui kehati-hatian dan kecermatan bahwa hal itu masih bersifat sementara.
Dalam pandangan metoda deduktif, semua pengetahuan ilmiah yang kita ketahui pada suatu saat tidak lain adalah bagian dari tahapan proses kritis yang terus berlanjut. Tidak ada satupun pengetahuan ilmiah yang dapat dinyatakan sebagai kebenaran akhir. Sehingga, seberapa sahihnya suatu pengetahuan ilmiah pada saat ini, kemungkinan pada suatu masa dapat menerima kritik yang mengakibatkan pengetahuan tersebut menjadi tidak diterima atau perlu modifikasi. Sebagai contoh teori yang tidak diterima adalah kepercayaan ilmiah yang terjadi pada abad ke-19, bahwa suatu bahan mengandung phlogiston yang akan keluar saat bahan itu dibakar, penelitian ilmiah pada ilmu kimia menunjukkan sebaliknya yang terjadi, bahwa pada proses pembakaran justru bahan yang dibakar “mengambil” sesuatu dari luar (yaitu gas oksigen) dan bukannya mengeluarkan phlogiston. Sedangkan contoh pengetahuan yang dimodifikasi adalah hukum gravitasi Newton oleh Teori Relativitas Umum oleh Einstein yang secara lebih tepat menjelaskan dan memperkirakan (walaupun lebih rumit) pergerakan benda-benda besar di ruang angkasa.
Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan menunjukkan, banyak berbagai hipotesis baru yang hanya bisa bertahan dalam jangka waktu yang singkat. Penelitian tentang cara kerja ilmuwan di laboratorium mengungkapkan sejumlah besar hipotesis yang dibuat sebagai kemungkinan jawaban pada masalah yang dihadapi secara cepat akan ditolak baik oleh ilmuwan sendiri atau anggota dari kelompok ilmuwan yang sama. Ide-ide lain yang tetap bertahan pada tahap awal akan berakhir dengan tercetak pada jurnal riset ilmiah. Tetapi beberapa saja yang masih dapat bertahan dari kritisisme para ilmuwan lain dan hilang dari akumulasi pengetahuan ilmiah.
Pandangan metoda deduktif berbeda dari metoda induktif dalam beberapa hal. Pertama, metode deduktif mengakui pentingnya kreativitas individu atau kelompok dalam membuat hipotesis sebagai jawaban sementara yang selanjutnya akan mengalami proses pengujian yang kritis untuk menghasilkan pengetahuan yang valid. Kedua, mengakui sifat sosial dari sains yang kritis. Sehingga setiap orang dapat ikut terlibat dalam proses pengujian, tanpa pelibatan pihak lain sumbangan individu tetaplah menjadi hal yang sifatnya sementara saja. Terakhir, walaupun menempatkan tahapan pengamatan atau observasi dalam hal proses penemuan dan validasinya, pengamatan bukanlah tahapan yang selalu pertama, seperti yang dinyatakan oleh metoda induktif.

Senin, 03 September 2012

struktur organisasi kehidupan :)

Selama berkecimpung di dalam pengajaran biology, nampak siswa belum mengerti benar tentang struktur organisasi kehidupan. Mereka belum dapat membedakan apa yang dimaksud dengan sel, jaringan, organ, sistem organ dan individu. Baik untuk dapat membedakannya kita definisikan mulai dari organisasi terkecil;
1. Sel : Unit terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Dalam hal ini siswa terkadang mendefiniskan sel sebagai bagian terkecil penyusun tubuh makhluk hidup. Hal ini benar-benar sesuatu hal yang salah kaprah (missconception). Sel disebut sebagai unit terkecil karena di dalam sebuah sel sudah terjadi project kerja yang luar biasa. Mulai dari kerja membran sel yang luar biasa di dalam hal menyeleksi zat-zat yang masuk maupun keluar dari sel. Tidak semua zat dapat masuk ke dalam sel. Hanya zat-zat yang diperlukan sel akan masuk ke dalam sel. Zat-zat yang membahayakan sel tentunya akan ditolak oleh sel. Hal yang luar biasa lainnya adalah kerja dari organel-organel sel yang terdapat di dalam membran sel di luar inti sel, seperti; mitokondria (respirasi sel; di sini zat makanan akan dioksidasi (melalui proses kimia yang sangat rumit) dan hasil akhirnya adalah Energi (yang diperlukan makhluk hidup untuk beraktivitas). Retikulum Endoplasma, organel sel yang memiliki saluran/ terowongan yang menghubungkan antara inti sel dengan di luar inti sel. Di channel tersebut terdapat sekumpulan ribosom yang berperanan di dalam proses pembentukan protein yang dibentuk dari sekumpulan asam amino. Pembuatan protein tersebut dikenal sebagai Sintesis Protein. Selanjutnya di dalam inti sel di mana tersimpan sejumlah kromosom yang membawa milyaran bahkan trilyunan genetika (pewarisan sifat) yang terkandung di dalam gen. Jadi dapat kita lihat bahwa dari sebuah sel saja sudah terjadi suatu unit kerja yang luar biasa.
2. Jaringan : Sekumpulan beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, fungsi yang sama. Contoh dari jaringan adalah jaringan darah (terdiri atas sel-sel darah), jaringan tulang (terdiri atas sel-sel tulang), jaringan otot (terdiri atas sel-sel otot), jaringan epitel (terdiri atas sel-sel epitel), dan lain sebagainya.
3. Organ : Sekumpulan dari beberapa jaringan yang berbeda. Contoh; Organ jantung, terdiri atas jaringan otot, jaringan syaraf, jaringan darah, jaringan epithel, dlsb.
4. Sistem Organ : Sekumpulan dari beberapa organ yang saling kerja sama/ terkoordinasi. Contoh; Sistem Ekskresi terdiri atas organ ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Sistem Respirasi, terdiri atas rongga hidung, trakea, bronkhus, bronkiolus, alveolus dan paru-paru. Sistem Transportasi/ peredaran darah, terdiri atas organ jantung, pembuluh darah (arteri, vena dan kapiler). Sistem Gerak terdiri atas Otot (alat gerak aktif) dan Tulang (alat gerak pasif). Sistem Endokrin (hormon)terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang tersebar di beberapa titik tubuh kita; contoh; kelenjar hipotalamus (master of glands/ dialah yang mengatur kerja dari kelenjar endokrin lainnya), kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroksin (berperanan di dalam pertumbuhan, kekurangan hormon ini dapat menyebabkan tubuh kerdil dan idiot/ kretinisme), kelenjar adrenal, terdapat di atas ginjal yang menghasilkan hormon adrenalin, kelenjar kelamin yang terdapat pada alat kelamin (pada pria/ testis yang menghasilkan hormon testosteron, pada wanita/ ovarium yang menghasilkan hormon estrogen dan progesteron)
5. Individu (keseluruhan dari sistem organ membentuk makhluk hidup).
 yuk semuanya belajar cabang-cabang biologi :) SEMANGAT!!!
1. Acarologi, ilmu yang mempelajari tentang acarina (tungau)
1. Agronomi, ilmu yang mempelajari tentang tanaman budidaya
2. Algologi, ilmu yang mempelajari tentang alga
3. Anatomi atau ilmu urai tubuh, ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tubuh
4. Anatomi Perbandingan, ilmu mengenai persamaan dan perbedaan anatomi dari makhluk hidup.
5. Anestesiologi, disiplin ilmu yang mempelajari penggunaan anestesi.
6. Apiari, ilmu yang mempelajari tentang lebah termasuk ternak lebah
7. Arachnologi, ilmu yang mempelajari tentang laba-laba.
8. Artrologi, ilmu yang mempelajari tentang sendi (penyakit sendi)
9. Bakteriologi, ilmu yang mempelajari tentang bakteri
10. Bioinformatika, ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk mengelola dan menganalisis informasi biologis
11. Biologi Molekuler, kajian biologi pada tingkat molekul
12. Biologi Reproduksi, cabang biologi yang mendalami tentang perkembangbiakan
13. Biokimia, kajian biologi yang mempelajari kimia makhluk hidup
14. Biofisika. cabang ilmu biologi yang mengkaji aplikasi aneka perangkat dan hukum fisika untuk menjelaskan aneka fenomena hayati atau biologi
15. Biogeografi, cabang dari biologi yang mempelajari tentang keaneka ragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu
16. Biostatistika, (gabungan dari kata biologi dengan statistika; kadang-kadang dirujuk sebagai biometri atau biometrika) adalah penerapan ilmu statistika ke dalam ilmu biologi
17. Bioteknologi, cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
18. Botani, Ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan
19. Bryologi, ilmu yang mempelajari tentang lumut
20. Dendrologi, ilmu yang mempelajari tentang pohon maupun tumbuhan berkayu lainnya, seperti liana dan semak
21. Dermatologi, ilmu yang mempelajari kulit dan penyakitnya
22. Ekologi, ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbale balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
23. Epidemiologi, ilmu yang mempelajari tentang penularan penyakit
24. Embriologi, ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio
25. Endokrinologi, ilmu yang mempelajari tentang hormone
26. Entomologi, Ilmu yang mempelajari tentang serangga
27. Etnobotani, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan tumbuhan
28. Etnozoologi, ilmu yang mempelajari hubungan manusia dan hewan
29. Etologi, cabang ilmu zoologi yang mempelajari perilaku atau tingkah laku hewan, mekanisme serta faktor-faktor penyebabnya
30. Eugenetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
31. Evolusi, ilmu yang mempelajari perubahan makhluk hidup dalam jangka panjang
32. Enzimologi, ilmu yang mempelajari tentang enzim
33. Farmakologi,ilmu yang mempelajari obat-obatan, interaksi dan efeknya terhadap tubuh manusia
34. Fikologi, Ilmu yang mempelajari tentang alga.
35. filogeni, kajian mengenai hubungan di antara kelompok-kelompok organisme yang dikaitkan dengan proses evolusi yang dianggap mendasarinya
36. Fisiologi, Ilmu yang mempelajari tentang faal/fungsi kerja tubuh
37. Fisioterapi, Ilmu yang mempelajari tentang pengobatan terhadappenderita yang mengalami kelumpuhan atau gangguan otot
38. Fitopatologi, cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara
39. Gastrologi, ilmu yang mempelajari tentang salurang pencernaan, terutama lambung dan usus
40. Genetika, ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat
41. Genetika kuantitatif, Cabang genetika yang membahas pewarisan sifat-sifat terukur (kuantitatif atau metrik), yang tidak bisa dijelaskan secara langsung melalui hukum pewarisan Mendel
42. Genetika molukuler, cabang genetika yang mengkaji bahan genetik dan ekspresi genetik di tingkat subselular (di dalam sel)
43. Genetika , cabang genetika yang membahas transmisi bahan genetik pada ranah populasi
44. Ginekologi, ilmu yang khusus mempelajari penyakit-penyakit sistem reproduksi wanita (rahim, vagina dan ovarium)
45. Genomika, ilmu yang mempelajari tentang bahan genetik dari suatu organisme atau virus
46. Harpetologi, ilmu yang mempelajari reptilia dan ampibia (ular dan kadal)
47. Hematologi, ilmu yang mempelajari darah, organ pembentuk darah dan penyakitnya
48. Histologi, ilmu yang mempelajari tentang jaringan
49. Higiene, ilmu yang mempelajari tentang kesehatan makhluk hidup
50. Ikhtiologi, Ilmu yang mempelajari tentang ikan
51. Imunologi, Ilmu yang mempelajari tentang sistem kekebalan (imun) tubuh
52. Kardiologi, ilmu yang mempelajari tentang jantung dan pembuluh darah
53. Karsinologi, ilmu yang mempelajari tentang crustacean
54. Limnologi, ilmu yang mempelajari tentang rawa
55. Malakologi, ilmu yang mempelajari tentang molusk
56. Mamologi, ilmu yang mempelajari tentang mammalia
57. Metabolomika, kajian dalam biologi molekular yang memusatkan perhatian pada keseluruhan produk proses enzimatik yang terjadi di dalam sel
58. Mikobiologi, ilmu yang mempelajari tentang jamur
59. Mikrobiologi, ilmu yang mempelajari tentang organism
60. Miologi, ilmu yang mempelajari tentang otot
61. Mirmekologi, ilmu yang mempelajari tentang rayap
62. Morfologi, ilmu yang mempelajari tentang bentuk atau ciri luar organisme
63. Nematologi, ilmu yang mempelajari tentang nematod
64. Nefrologi, cabang medis internal yang mempelajari fungsi dan penyakit ginjal
65. Neurologi, Ilmu yang menangani penyimpangan pada sistem sara
66. Organologi, ilmu yang mempelajari tentang organ
67. Onkologi, ilmu yang mempelajari tentang kanker dan cara pencegahannya
68. Ontogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhluk hidup dari zigot menjadi dewasa
69. Ornitologi, ilmu yang mempelajari tentang burung
70. Osteologi, ilmu yang mempelajari tentang tulang
71. Oftalmologi, ilmu yang mempelajari tentang mata ( penyakit mata )
72. Palaentologi, Ilmu yang mempelajari tentang fosil
73. Paleobotani, ilmu yang mempelajari tumbuhan masa lampau
74. Paleozoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan purba
75. Palinologi, ilmu yang mempelajari polinomorf yang ada saat ini dan fosilnya, diantaranya serbuk sari, sepura, dinoflagelata, kista, acritarchs, chitinozoa, dan scolecodont, bersama dengan partikel material organik dan kerogen yang terdapat pada sedimen dan batuan sedimen
76. Parasitologi, ilmu yang mempelajari tentang parasit
77. Patologi, ilmu yang mempelajari tentang penyakit
78. Patologi anatomi, ilmu yang mempelajari kelainan struktur mikroskopik dan makroskopik berbagai organ dan jaringan yang disebabkan penyakit atau proses lainnya
79. Patologi Klinik, ilmu yang mempelajari kelainan yang terjadi pada berbagai fungsi organ atau sistem organ
80. Pediatri, ilmu yang mempelajari masalah penyakit pada bayi dan anak
81. Philogeni, Ilmu yang mempelajari tentang perkembangan makhlukhidup
82. Primatologi, ilmu yang mempelajari tentang primata
83. Proteomika, kajian secara molekular terhadap keseluruhan protein yang dihasilkan dari ekspresi gen di dalam sel.
84. Protozoologi, ilmu yang mempelajari tentang protozoa
85. Psikiatri, ilmu kedokteran jiwa
86. Pteridologi, ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan pak
87. Pulmonologi, ilmu yang mempelajari tentang paru-par
88. Radiologi, ilmu untuk melihat bagian dalam tubuh manusia menggunakan pancaran atau radiasi geombang, baik gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik
89. Reumatologi, ilmu yang ditujukan untuk diagnosis dan terapi kondisi dan penyakit yang mempengaruhi sendi, otot, dan tulang
90. Rekayasa Genetika, ilmu yang mempelajari tentang manipulasi sifat genetis
91. Rodentiologi, ilmu yang mempelajari tentang rodentia
92. Sitologi, ilmu yang mempelajari tentang sel
93. Sanitasi, ilmu yang mempelajari tentang lingkungan
94. Taksonomi, ilmu yang mempelajari tentang sistematika makhluk hidup
95. Teknik Biokimia, cabang ilmu dari teknik kimia yang berhubungan dengan perancangan dan konstruksi proses produksi yang melibatkan agen biologi
96. Teratologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan formasi dari sel, jaringan, dan organ yang dihasilkan dari perubahan fisiologi dan biokimia.
97. Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan kimia yang merugikan bagi organisme hidup.
98. Transkriptomika, bagian dari biologi molekular yang mengkaji tentang produk transkripsi secara keseluruhan (transkriptom)
99. Urologi, cabang ilmu kedokteran yang mencakup ginjal dan saluran kemih pada pria dan wan ita baik dewasa dan anak serta organ reproduksi pada pria
100. Virologi, ilmu yang mempelajari tentang virus
101. Zoologi, ilmu yang mempelajari tentang hewan